Selasa, 18 Mei 2021

Laporan Praktikum Kimia Dasar Pembuatan Larutan

 

 

 

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

 

 

 

PERCOBAAN

PEMBUATAN LARUTAN

 

Nama                     : Imam Rohadi

NIM                       : 2007036058

Program Studi    : Kimia

 

 

 

LABORATORIUM KIMIA DASAR

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2020


 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1    Latar Belakang

  Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai suatu larutan. Larutan mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam tubuh manusia ada banyak sekali reaksi kimia yang terjadi di dalam larutan. Misalnya saat kita makan, di dalam lambung akan terjadi reaksi kimia antara cairan asam lambung dengan zat makanan yang kita konsumsi. Cairan asam lambung mempunyai pH yang rendah, hal ini berkaitan dengan konsentrasi dari cairan asam lambung tersebut.

  Larutan merupakan fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu komponen penyusun. Komponen penyusun dalam jumlah banyak biasanya disebut sebagai zat pelarut, sedangkan komponen penyusun  dalam jumlah yang sedikit disebut sebagai zat terlarut. Besaran atau satuan dari larutan biasanya berupa konsentrasi atau jumlah zat terlarut dibandingkan dengan jumlah zat pelarut, misalnya molaritas dan molalitas. Agar suatu reaksi kimia bisa berlangsung sesuai dengan yang kita harapkan, maka diperlukan ukuran konsentrasi yang tepat. Apabila konsentrasi larutan yang kita gunakan tidak tepat bisa menyebabkan suatu reaksi yang tidak pernah kita harapkan.

  Oleh sebab itu dilakukan praktikum ini untuk mengetahui cara membuat suatu larutan dengan konsentrasi yang tepat. Praktikum ini bertujuan agar mengetahui prosedur dan cara menggunakan alat dalam membuat larutan yang baik dan benar. Dalam praktikum ini diperlukan ketelitian yang sangat tinggi agar larutan yang kita buat bisa sesuai dengan yang kita harapkan.

 

1.2    Tujuan Percobaan

-        Untuk mengetahui cara membuat larutan NaOH 0,5 M yang baik dan benar

-        Untuk mengetahui larutan jenuh, tepat jenuh, dan tak jenuh.

-        Untuk mengetahui reaksi eksoterm dan endoterm.


 

 

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

 

         Campuran zat-zat terlarut dan pelarut yang komposisinya merata atau serba sama (homogen) disebut dengan larutan. Suatu larutan dapat terdiri dari satu zat terlarut atau lebih dan satu macam pelarut, tetapi umumnya terdiri dari satu jenis zat terlarut dan satu pelarut. Berbicara tentang larutan, kata-kata solven (pelarut) dan solut (zat yang terlaru) sudah umum disebutkan, Solven sebagai komponen yang secara fisik tidak berubah jika larutan terbentuk, sedangkan Solut sebagai komponen yang larut dalam pelarut, Ditinjau dari dari partikel yang terlarut, larutan homogen dibedakan menjadi 2 yaitu larutan sejati dan koloid (Sastrohamidjojo, 2018).

         Larutan yang merupakan campuran homogen, komposisinya dapat berbeda. Misalnya dua buah larutan garam yang pelarutnya sama-sama satu liter, sedangkan jumlah garam terlarut berbeda. Dari dua larutan tersebut orang lain tidak dapat mengetahui secara langsung berapa garam yang terkandung di dalamnya. Sebagai informasi mengenai jumlah relative solute dan solvent dalam larutan digunakan istilah konsentrasi larutan. Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Konsentrasi larutan yang sering dipergunakan di laboratorium diantaranya adalah molaritas (M), molalitas (m), Normalitas (N), fraksi mol (X), dan ppm (Rusman, 2018).

      1.   Molaritas

Molaritas adalah jumlah mol suatu solute dalam larutan dibagi dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter.

Menentukan molaritas larutan pekat

Konsentrasi larutan pekat yang tersedia di laboratorium umumnya diberikan dalam bentuk persen (%), sehingga konsentrasi molaritas dapat ditulis

Sedangkan untuk zat berupa padatan molaritas larutan dapat dihitung dengan persamaan

      2.   Molalitas

Molalitas merupakan suatu konsentrasi larutan yang menyatakan banyaknya mol senyawa atau zat setiap kilogram pelarut (solvent).

      3.   Normalitas

Normalitas didefinisikan sebagai jumlah mol ekivalendari suatu zat perliter larutan. Sehingga rumus normalitas dapat ditulis

(Rusman, 2018).

         Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi. Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kem urnian relatif rendah sehingga kondan cepat, konsentrasi diketahui dari hasil standarisasi (Simanjuntak, 2018).

             Sifat sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya. Untuk menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah konsentrasi larutan yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut Untuk jumlah terlarut yang berbeda pada setiap larutan, maka dibutuhkan energi panas yang berbeda pula, yang nantinya akan mempengaruhi titik didih larutan tersebut. Titik didih suatu larutan merupakan suhu larutan pada saat tekanan uap jenuh larutan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan yang diberikan pada permukaan cairan) (Putri, 2017).

            Konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan dengan jelas perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan dapat kecil atau besar sekali, dan jika jumlah zat terlarut melewati titik jenuh,zat itu akan keluar (mengendap di bawah larutan). Dalam kondisi tertentu suatu larutan dapat mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada dalam keadaan jenuh (Putri, 2017).

            Air adalah suatu zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air merupakan bahan pelarut yang universal, sehingga air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia misalnya seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik (Putri, 2017).

         Jenis-Jenis larutan Larutan elektrolit Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan pada daya ionisasi), larutan dibagi menjadi dua, yaitu larutan elektrolit, yang terdiri dari elektrolit kuat dan elektrolit lemah serta larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik (Widayani, 2018).

-  Larutan Elektrolit Kuat Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik, karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya air), seluruhnya dapat berubah menjadi ion-ion dengan harga derajat ionisasi adalah satu (α = 1).

-  Larutan Elektrolit Lemah Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik dengan daya yang lemah, dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0 < α < 1).

-  Larutan non-Elektrolit Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, hal ini disebabkan karena larutan tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak meng-ion) (Widayani, 2018).

 

 

 

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

 

3.1  Alat dan Bahan

3.1.1  Alat

-        Batang pengaduk

-        Spatula

-        Neraca digital

-        Kaca arloji

-        Gelas kimia

-        Labu takar 100 mL

-        Botol semprot

3.1.2  Bahan

-        Padatan NaOH

-        HCl

-        Aquades

 

3.2  Prodesur Kerja

3.2.1 Pembuatan larutan NaOH 0,5 M

               -   Ditimbang 2 gram padatan NaOH

               -   Dimasukan ke dalam gelas beker

               -   Setelah itu dibilas dengan aquades

               -   Ditambahkan aquades secukupnya dan diaduk

               -   Dimasukan larutan NaOH ke dalam labu takar 100 mL

               -   Ditambahkan aquades sampai tanda tera

               -   Dicampurkan atau dihomogenkan

               -   Dimasukan larutan NaOH 0,5 M ke dalam botol reagen dan diberi label

3.2.2 Pembuatan larutan HCl 0,5 M

               -   Ditambahkan aquades secukupnya ke dalam gelas beker

               -   Ditambahkan aquades secukupnya ke dalam labu takar 100 mL

               -   Dimasukan labu takar ke dalam gelas beker

               -   Dipasang bulb ke dalam pipet ukur 2 mL

               -    Selanjutnya dipipet larutan HCl 10,04 M sebanyak 2 mL

               -    Dipindahkan larutan HCl 10,04 M sebanyak 2 mL ke dalam labu ukur

               -    Ditambahkan aquades sampai tanda tera

               -    Dilakukan penghomogenan

               -    imasukan larutan HCl 0,5 M ke dalam botol reagen


 

 

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

4.1  Hasil Pengamatan

Pembuatan Larutan NaOH

Perlakuan

Pengamatan

NaOH

Berwujud Padatan yang berwarna putih dengan bentuk seperti kepingan

Ditimbang padatan NaOH

Padatan NaOH ditimbang sebanyak 2 gram dengan menggunakan neraca digital.

NaOH + Aquades

Padatan NaOH mulai menghilang karena terlarut bersama dengan aquades

Diamati

Dihasilkan larutan NaOH yang tidak berwarna (jernih)

Pembuatan Larutan HCl

Perlakuan

Pengamatan

HCl

Berbentuk larutan yang tidak berwarna

Diukur volume HCl

Volume HCl diukur menggunakan pipet volume

Aquades + HCl

Dihasilkan campuran antara HCl dengan aquades yang tidak berwarna

Diamati

Setelah dihomogenkan larutan menjadi tercampur merata

 

4.2  Reaksi Kimia

4.2.1 NaOH dengan aquades

           

4.2.2 HCl dengan aquades

              

4.3  Perhitungan

4.3.1 Perhitungan NaOH

Diketahui:

M NaOH = 0,5 M

V NaOH = 100 mL

Mr NaOH = 40 gram/mol

Ditanya:

Massa NaOH = …?

Jawab

4.3.2 Perhitungan HCl

Diketahui:

M HCl = 0,1 M

V HCl = 100 mL

% = 37%

Bj HCl = 1,19

Mr HCl = 36,5 gram/mol

Ditanya:

V HCl =…?

Jawab

 

4.4  Pembahasan

            Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul dari dua zat atau lebih. Larutan disebut sebagai campuran homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut merupakan komponen utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak, sedangkan  komponen yang jumlahnya lebih sedikit  merupakan  zat  terlarut. Contoh dari larutan yaitu campuran antara garam dapur (NaCl) dengan air, gula dengan air, dan lain-lain.

            Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut lebih dari jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. Larutan tepat jenuh adalah larutan yang mengandung jumlah maksimum zat terlarut dalam suatu pelarut. Larutan tak jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut yang kurang dari jumlah maksimum zat yang dapat larut. Pada kondisi larutan tak jenuh endapan belum terbentuk. Sedangkan pada kondisi lewat jenuh endapan telah terbentuk. Pada kondisi tepat jenuh endapan belum terbentuk dan akan mulai terbentuk seiring penambahan zat terlarut.

            Campuran homogen adalah campuran yang komponennya menyatu secara seragam sehingga tidak lagi bisa dibedakan antara zat terlarut dengan zat pelarutnya. Contoh dari campuran homogen yaitu larutan garam dapur dan larutan gula. Dimana pada larutan ini garam dan air sudah tidak dapat dibedakan lagi. Begitu pun dengan gula dan air yang tidak bisa dibedakan.

            Campuran heterogen adalah campuran yang komponennya menyatu tidak secara seragam, sehingga antara zat terlarut dan pelarutnya masih bisa dibedakan secara kasat mata. Contoh dari campuran heterogen yaitu pasir yang dicampur ke dalam air dan pembuatan kopi. Dimana pasir dan air masih dapat terlihat dengan jelas perbedaannya walaupun telah dicampurkan. Begitu juga dengan ampas kopi yang ada di dasar gelas yang memisah dari air.

            Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang berlangsung dengan melepaskan/menghasilkan kalor dari sistem ke lingkungan  Pelepasan kalor yang terjadi menyebabkan turunnya entalpi reaksi sehingga ΔH reaktan > ΔH produk, maka ΔH bertanda negatif. Contoh kegiatan yang terjadi pelepasan kalor dalam kehidupan sehari - hari adalah  proses pembakaran. Sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi yang berlangsung dengan menyerap/membutuhkan kalor dari lingkungan ke sistem. Penyerapan kalor oleh sistem menyebabkan kenaikan entalpi reaksi sehingga ΔH produk > ΔH reaktan, maka ΔH bertanda positif.  Contoh kegiatan yang terjadi penyerapan kalor dalam kehidupan sehari - hari adalah mencairnya es krim.

            Larutan standar sekunder adalah larutan baku yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena dari zat yang tidak pernah murni. Untuk mengetahui konsentrasi dari larutan standar sekunder harus ditentukan dengan titrasi menggunakan larutan standar primer. Contoh dari larutan standar sekunder yaitu NaOH. Dimana untuk mengetahui konsentrasinya perlu dilakukan titrasi menggunakan HCl.

            Larutan standar primer adalah  larutan baku yang dipersiapkan dengan melarutkan zat padat murni yang konsentrasi larutannya diketahui secara tepat. Larutan standar primer dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain yang belum diketahui nilai konsentrasinya. Biasanya larutan standar primer digunakan sebagai titran yang diletakan pada buret dalam proses titrasi.

            Berdasarkan hasil percobaan mula-mula akan dibuat larutan NaOH 0,5 M sebanyak 100 mL, pertama ditimbang padatan NaOH sebanyak 2 gram lalu dimasukan ke dalam gelas beker. Setelah itu, ditambahkan sedikit aquades yang bertujuan untuk melarutkan NaOH. Setelah larut kemudian dipindahkan kedalam labu takar 100 mL. Hal ini bertujuan untuk menambahkan aquades hingga volume larutan menjadi 100 mL. Sehingga diperoleh larutan NaOH 0,5 M sebanyak 100 mL. Selanjutnya dibuat larutan HCl 0,1 M sebanyak 100 mL. pertama dipipet 2 mL HCl 10,04 M dan dimasukan kedalam labu takar. Setelah itu, ditambahkan aquades secukupnya untuk melarutkan HCl. Setelah cukup larut bersama aquades, lalu tambahkan aquades hingga mencapai tanda tera. Kemudian larutan dihomogenkan dan larutan HCl 0.1 M sebanyak 100 mL telah dibuat.

            Sifat fisika dan sifat kimia bahan

      ·      HCl

Sifat fisika

-        Massa molar sebesar 36,5 g/mol

-        Massa jenis sebesar 3,21 gr/cm³

-        Titik leleh sebesar -101°C (172 K)

Sifat kimia

-        Termasuk ke dalam oksidator kuat.

-        Bersifat Toksik

-        Termasuk Asam kuat

      ·       NaOH 

      Sifat fisika

-        Massa jenis sebesar 2,1 gr/cm³

-        zat padat berwarna putih

-        Titik lebur sebesar 318°C (591 K)

Sifat kimia

-        Larut dalam pelarut air

-        memiliki sifat tidak mudah terbakar

-        mudah reaktif dengan oksidator dan logam

      ·         Aquades

Sifat fisika

-        Tidak berbau

-        Berat molekul 18,02 gr/mol

-        Titik didih 100°C

Sifat kimia

-        Memiliki PH = 7

-        Tidak bersifat korosif

-        Tidak beracun

Fungsi perlakuan dalam percobaan ini antara lain

-        Dihomogenkan bertujuan untuk mencampurkan antara zat terlarut dengan zat pelarut.

-        Gelas beker dibilas dengan aquades bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa NaOH yang masih tertinggal.

-        Peralatan diberi label bertujuan agar alat-alat yang digunakan tidak tertukar baik untuk larutan NaOH maupun untuk larutan HCl.

Fungsi alat dan bahan dalam percobaan ini antara lain

-        Batang pengaduk berfungsi untuk mengaduk saat melarutkan NaOH.

-        Spatula berfungsi untuk mengambil NaOH.

-        Neraca digital berfungsi untuk menimbang NaOH.

-        Kaca arloji berfungsi sebagai wadah saat menimbang NaOH.

-        Gelas kimia berfungsi sebagai wadah untuk melarutkan NaOH.

-        Labu takar 100 mL berfungsi sebagai tempat menghomogenkan larutan NaOH dan HCl.

-        Botol semprot berfungsi untuk membersihkan alat-alat kaca dan menambahkan aquades.

-        Padatan NaOH berfungsi sebagai zat terlarut.

-        HCl berfungsi sebagai larutan yang akan diencerkan.

-        Aquades berfungsi sebagai pelarut.

 

 


 

BAB 5

PENUTUP

 

5.1  Kesimpulan

-      Larutan NaOH 0,5 M sebanyak 100 mL dibuat dengan cara pertama ditimbang padatan NaOH sebanyak 2 gram lalu dimasukan ke dalam gelas beker. Setelah itu, ditambahkan sedikit aquades yang bertujuan untuk melarutkan NaOH. Setelah larut kemudian dipindahkan kedalam labu takar 100 mL. Hal ini bertujuan untuk menambahkan aquades hingga volume larutan menjadi 100 mL. Sehingga diperoleh larutan NaOH 0,5 M sebanyak 100 mL.

-        Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut lebih dari jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. Larutan tepat jenuh adalah larutan yang mengandung jumlah maksimum zat terlarut dalam suatu pelarut. Larutan tak jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut yang kurang dari jumlah maksimum zat yang dapat larut.

-     Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang berlangsung dengan melepaskan/menghasilkan kalor dari sistem ke lingkungan. Sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi yang berlangsung dengan menyerap/membutuhkan kalor dari lingkungan ke sistem.

 

5.2  Saran

Dalam percobaan ini alat dan bahan yang digunakan dapat diganti dengan bahan lain yang memiliki sifat yang sama, misalnya larutan HCl bisa diganti dengan larutan asam lainnya. Dapat juga mengganti konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Putri, Laili mei Ari, dkk. 2017. Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika Vol. 6, No. 2, hal. 147-153.

Rusman dkk, 2018. Buku Ajar Kimia Larutan. Banda Aceh : Syiah Kuala  University Press.

Sastrohamidjojo, Hardjono, 2018. Kimia Dasar. Yogyakarta : Gadjah Mada  University Press.

Simanjuntak, Rosmidah. 2018. Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun Mandi Cair Merek “LX” dengan Metode Titrasi Asidimetri. Jurnal Ilmiah Kohesi Vol. 2, No. 4.

Widayani, Tatik. 2018. Penerapan Strategi Quiz Team Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Larutan Mata Pelajaran Kimia Pada Siswa Kelas XII SMA NEGERI 1 SANGATTA SELATAN. Jurnal Ilmiah Pendidikan Eksakta Vol. 4, No. 4

 

 

 

 

Kimia Asik

Laporan Praktikum Kimia Dasar Kromatografi

  LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR       PERCOBAAN KROMATOGRAFI   Nama                      : Imam Rohadi NIM                ...