Senin, 17 Mei 2021

Laporan Praktikum Kimia Dasar Pemurnian dan Pemisahan

 

 

 

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

 


 

PERCOBAAN

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN

 

Nama                     : Imam Rohadi

NIM                       : 2007036058

Program Studi    : Kimia

 

  

LABORATORIUM KIMIA DASAR

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2020


 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1    Latar Belakang

       Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan beragam jenis zat yang ada di sekitar kita. Zat-zat tersebut sebagian berdampak positif dan sebagian lagi berdampak negatif, misalnya limbah dari rumah tangga. Limbah dapat mecemari lingkungan dan merusak ekosistem. Sehingga kita harus bisa mengurangi produksi limbah agar ekosistem tetap terjaga. Selain itu, cara yang bisa kita lakukan yaitu dengan melakukan daur ulang limbah. Ada beragam jenis limbah yang bisa kita temui, baik limbah cair maupun limbah padat. Kedua limbah ini memiliki perbedaan cara dalam proses daur ulangnya karena perbedaan sifat yang dimiliki masing-masing.

      Limbah cair termasuk ke dalam suatu campuran. Oleh sebab itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melakukan daur ulang limbah. Limbah cair biasanya terdiri atas zat murni dan zat pengotor. Zat murni ini biasanya berupa air, sedangkan zat-zat pengotornya bisa berupa logam berat ataupun yang lainnya. Tentu saja zat-zat pengotor ini bisa berbahaya bagi tubuh. Sehingga, kita perlu memisahkan antara zat murni dan zat pengotor yang ada dalam limbah. Dengan memisahkan antara zat murni dengan zat pengotornya, maka limbah cair yang ada di sekitar kita dapat berkurang dan zat murni atau airnya dapat kita manfaatkan kembali.

       Dalam ilmu kimia terdapat beberapa cara untuk memisahkan suatu campuran. Dengan menggunakan beberapa prinsip dari perbedaan sifat zat murni dan pengotornya, maka suatu campuran dapat dipisahkan. Beberapa cara tersebut diantaranya yaitu dekantasi, adsorpsi, filtrasi, rekristalisasi, sublimasi, dan ekstrasi. Untuk menggunakan metode-metode tersebut perlu adanya pengetahuan dan keterampilan yang baik agar suatu campuran bisa terpisah dengan benar.  Oleh karena itu, percobaan tentang pemisahan dan pemurnian ini dilakukan.

 

1.2    Tujuan Percobaan

    -   Untuk mengetahui cara pemisahan dan pemurnian suatu campuran.

    -   Untuk mengetahui perbedaan dalam setiap metode pemisahan campuran.

    -   Untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau telah tercampur.


 

 

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

 

      Perubahan fisik adalah perubahan yang terjadi pada tampilan fisik suatu obyek, sedangkan komposisi dasarnya tetap. Ketika mengalami perubahan fisik, suatu obyek biasanya menunjukkan satu atau lebih sifat-sifat fisik. Ketika air berubah bentuk menjadi es, rumus kimianya tetap H2O, artinya yang berubah hanya tampilan fisiknya saja dari cair menjadi padat, sedangkan komposisi dasarnya tetap yaitu H2O. Beberapa sifat fisik lainnya adalah warna, bentuk, bau, titik didih, densitas, dan lain-lain (Budiwati, 2019).

       Perubahan kimia adalah perubahan yang terjadi pada komposisi kimia suatu obyek, yang biasanya diiringi dengan perubahan tampilan fisiknya juga. Pada perubahan kimia atau reaksi kimia, obyek berubah total menjadi materi lain yang berbeda. Jenis reaksi kimia dimana obyek mengalami perubahan ditentukan oleh sifat kimianya (Budiwati, 2019).

       Campuran homogen atau yang biasa dikenal dengan larutan, mempunyai komposisi dan sifat-sifat sama tetapi dapat bervariasi dari satu materi ke materi yang lain. Sebagai contoh, rasa asin dari garam, komposisi dan sifat-sifat dari garam dapat berbeda pada larutan yang berbeda yang menyebabkan rasa asin yang berbeda. Pada campuran homogen, komponen yang berbeda tidak dapat dilihat dengan jelas, yang tampak hanya satu komponen saja. Campuran homogen dapat dipisahkan menjadi komponen-komponennya melalui perubahan fisik yang sesuai. Contoh lain dari campuran homogen adalah udara, yang merupakan larutan dari beberapa gas, terutama nitrogen dan oksigen (Budiwati, 2019).

       Campuran heterogen adalah campuran dimana masing-masing komponen dapat dilihat secara nyata. Contoh sederhana dari campuran heterogen adalah campuran air dengan pasir, komponen-komponen terpisah secara fisik, air dan pasir dapat dilihat dengan jelas perbedaannya. Segelas es sirop adalah campuran heterogen, dimana dapat dilihat dengan jelas larutan sirop dan bongkahan es nya. Dengan kata lain, pada campuran heterogen komponen-komponen dapat dilihat dengan mudah (Budiwati, 2019).

        Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat campuran yang terkandung di dalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair, misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari porinya yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semipermeabel. Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semipermeabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya (Syukri, 1999).

          Kristalisasi adalah larutan pekat yang didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal.Hal itu terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan.Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat dipekatkan lebih dahulu dengan jalan penguapa, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena komponen larutan yang lainnya yang kadarnya lebih kecil tiadk ikut mengkristal (Pramono, 2012).

        Dekantasi (pengendapan) merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan zat lain. Cara pengendapan didasarkan pada massa jenis yang lebih kecil akan berada pada lapisan bagian bawah atau mengendap. Selain itu, zat terlarut (yang akan dipisahkan) diproses diubah menjadi bentuk yang tak larut, lalu dipisahkan dari larutan (Bahti, 1998).

         Rekristalisasi adalah proses pertumbuhan Kristal-kristal baru dari Kristal-kristal sebelumnya yang telah mengalami deformasi. Proses rekristalisasi membutuhkan pergerakan dan penyusunan kembali atom-atom. Penyusunan kembali untuk rekristalisasi ini lebih mudah terjadi pada suhu tinggi.Destilasi dan penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kiia berdasarkan perbedaan kecepatan dan kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kiia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat didihnya menguap dan uap ini kemudian didinginkan kembali kedalam bentuk cairan, zat yang memiliki titk didh yang rendah akan menguap terlebih dahulu. Metode ini termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suhu suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya (Partana, 2008).

        Pemisahan campuran dengan cara ekstraksi berdasarkan perbedaan kelarutan komponen dalam pelarut yang berbeda. Campuran dua komponen (misalkan a dan b) dimasukkan kedalam pelarut x dan y. Syaratnya kedua pelarut ini tidak dapat bercampur, seperti air dan minyak.Semuanya dimasukkan dalam corong pisah dan dikocok agar bercmpur sempurna dan kemudian didalamnya didiamkan sampai pelarut x dan y memisah kembali. Kini zat a dan b berada dalam kedua pelarut x dan y, tetapi perbandingannya tidak sama. Misalkan a lebih banyak larut di x, sedangkan b lebih banyak di y. Maka a dan b telah terpisah walau tidak sempurna.Kedua pelarut dapat dipisahkan dengan membukanya kran corong perlahan-lahan dan ditampung dalam bejana yang bersih. Jumlah b dalam x dapat dikurangi dengan menambahkan y sehingga b lebih ditarik lebih banyak ke y. Demikian juga untuk menarik a dari pelarut y dengan menambahkan pelarut x. Jika hal ini dilakukan berulang-ulang maka a dan b akan terpisah makin sempurna (Syukri, 1999).

       sorpsi adalah proses penyerapan ion oleh partikel penyerap (sorban). Proses sorpsi dibedakan menjadi dua yaitu adsorpsi dan absorpsi.Proses adsorpsi jika ion tersebut tertahan dipermukaan partikel penyerap (adsorban), sedangkan absorpsi jika proses pengikatan ini berlangsung sampai di dalam partikel penyerap (absorben). (Zaini, 2017)

       Sublimasi adalah perubahan wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat. Bila partikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu, maka partikel tersebut akanmenyublim menjadi gas. Sebaliknya, bila suhu gas tersebut diturunkan, maka gas akansegera berubah wujudnya menjadi padat.Cara yang dapat kita lakukan adalah memisahkan partikel yang mudah menyublim tersebut menjadi gas. Gas yang dihasilkan ditampung, laludidinginkan kembali. Syarat pemisahan campuran dengan menggunkan sublimasi adalah partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar, sehingga kitadapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi (Dennifa, 2010).

 

 

 

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

 

3.1  Alat dan Bahan

   3.1.1  Alat

         -   Gelas Kimia

         -   Corong kaca

         -   Cawan penguap

         -   Spatula

         -   Batang pengaduk

         -   Erlenmeyer

         -   Lumpang

         -   Alu

         -   Corong pisah

         -   Hot plate

   3.1.2  Bahan

         -   Garam

         -   Pasir

         -   Kapur tulis

         -   Pasir

         -   Naftalena

         -   Aquades

         -   Norit

         -   Sirup

         -   Minyak Goreng

         -   Kertas saring

 

3.2  Prodesur Kerja

   3.2.1 Dekantasi

                       -  Dimasukkan 4 spatula pasir ke dalam gelas beker.

                       -  Diukur 20 mL aquades menggunakan gelas ukur, untuk memudahkan memasukan aquades 

        digunakan corong kaca.

                       -  Ditambahkan 20 mL aquades yang telah di ukur ke dalam gelas beker yang berisi pasir.

                       -  Lalu diaduk dengan batang pengaduk.

                       -  Setelah diaduk didiamkan dan diamati.

   3.2.2 Adsorpsi

                         -  Diambil 3 buah norit.

                       -  Digerus dengan menggunakan lumpang dan alu.

                       -  Setelah itu dilipat kertas saring.

                       -  Lalu diletakan diatas corong kaca.

                       -  Diletakkan norit yang telah digerus diatas kertas saring, lalu ditambahkan sirup.

                       -  Ditunggu dan diamati.

   3.2.3 Rekristalisasi

                       -  Dimasukan 1 sendok garam kotor ke dalam gelas beker.

                       -  Diukur aquades sebanyak 10 mL.

                       -  Dimasukan aquades ke dalam gelas beker yang berisi garam kotor.

                       -  Setelah dimasukan, lalu diaduk.

                       -  Dipanaskan diatas hotplate.

                       -  Ditunggu hingga terbentuk ristal kembali.

   3.2.4 Sublimasi

                       -  Digerus naftalena atau kapur barus.

                       -  Diambil 1 sendok naftalena dan dimasukan ke dalam cawan penguap.

                       -  Ditambahkan 1 sendok garam kotor.

                       -  Ditutup cawan penguap menggunakan corong kaca yang dilapisi dengan kertas saring, 

        ditutup secara terbalik dan di ujung corong kaca disumbat dengan tisu.

                       -  Diletakkan diatas hot plate dan ditunggu beberapa saat.

   3.2.5 Filtrasi

                       -  Disiapkan kapur tulis, lalu digerus hingga halus

                       -  Diukur 20 mL aquades dengan menggunakan gelas ukur,

                       -  Disiapkan gelas beker, lalu dimasukan kapur tulis yang telah halus ke dalam gelas beker.

                       -  Ditambahkan aquades sebanyak 20 mL ke dalam gelas beker.

                       -  Lalu diaduk hingga rata.

                      -  Disiapakan kertas saring.

                      -  Diletakan kertas saring kedalam corong kaca.

                      -  Lalu disaring dengan corong kaca yang telah diletakan kertas saring

  3.2.6 Ekstraksi

 -  Dimasukkan aquades ke dalam corong pisah.

 -  Lalu dimasukkan minyak goreng ke dalam corong pisah.

 -  Kemudian dihomogenkan.

 -  Setelah itu diamati.


 

 

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

4.1  Hasil Pengamatan

   4.1.1 Dekantasi

Perlakuan

Pengamatan

Pasir dicampur air

Campuran antara air dan pasir menghasilkan warna coklat(keruh).

Setelah di diamkan beberapa saat

Campuran yang telah di diamkan akan membentuk dua fase yaitu fase atas dan fase bawah. Fase atas berwarna bening(jernih) yang merupakan aquades dan fase bawah berwarna coklat(keruh) yang merupakan pasir.

   4.1.2 Sublimasi

Perlakuan

Pengamatan

Bubuk na ftalena

Padatan berukuran kecil yang berwarna putih.

Garam halus

Padatan berukuran kecil yang berwarna bening keruh.

Naftalena dicampur dengan garam

Campuran ini berwarna putih keruh

Campuran naftalena dan garam dipanaskan di atas hotplate

Terbentuk gas di dalam cawan pemanas dan corong kaca.

Hasil akhir setelah didinginkan

Terdapat padatan bening di cawan pemanas yang merupakan garam dan padatan putih di kertas saring yang merupakan naftalena.

   4.1.3 Filtrasi

Perlakuan

Pengamatan

Serbuk kapur

Padatan yang berukuran kecil berwarna merah muda.

Serbuk kapur dilarutkan dalam air

Terbentuk campuran larutan yang berwarna merah muda.

Campuran kapur dan air disaring menggunakan kertas saring

Pada kertas saring terdapat padatan merah muda yang merupakan kapur (residu) dan di Erlenmeyer terdapat cairan bening yang merupakan aquades(filtrat).

   4.1.4 Rekristalisasi

Perlakuan

Pengamatan

Garam kasar

Padatan berwarna putih keabuan.

Garam kasar dilarutkan dalam air mendidih

Terbentuk larutan tidak berwarna(bening)

Larutan garam dididihkan sampai mengering

Terbentuk uap air.

Amati perubahan bentuk garam

Terbentuk Kristal bening di dasar gelas beker.

   4.1.5 Adsorpsi

Perlakuan

Pengamatan

Bubuk Norit

Padatan halus yang berwarna hitam

Norit ditambahkan sirup

Terbentuk warna hijau pekat dari campuran antara sirup dan norit.

Amati hasil filtrat

Filtrat yang dihasilkan memiliki warna hijau yang jauh lebih muda dari sebelumnya

   4.1.6 Ekstraksi

Perlakuan

Pengamatan

Aquades

Cairan tidak berwarna atau bening

Minyak goreng

Cairan Berwarna bening kekuningan dan lebih kental dibandingkan dengan aquades

Aquades dicampur dengan minyak goreng

Terbentuk dua fasa warna yaitu cairan berwarna bening kekuningan atau minyak goreng berada di fase atas dan cairan bening atau aquades berada di fase bawah

 

4.2  Reaksi Kimia

   4.2.1 Struktur Naftalena


   4.2.2 Struktur Minyak Goreng


   4.2.3 Struktur Aquades


 

4.3  Pembahasan

       Campuran adalah gabungan dari dua zat atau lebih tanpa adanya reaksi kimia. Campuran dibedakan menjadi dua yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang hanya nampak satu komponennya saja. Sedangkan campuran heterogen adalah campuran yang terlihat masing-masing komponennya. Campuran dapat dipisahkan dari pengotornya, sehingga menghasilkan zat murni. Pemisahan dan pemurnian dapat dibedakan menjadi dua yaitu pemisahan zat padat dari zat cair dan pemisahan zat padat dari zat padat.

      Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk memisahkan dan memurnikan campuran dalam percobaan ini. Pertama, dengan menggunakan cara dekantasi. Dekantasi yaitu suatu proses untuk memisahkan larutan dengan cara mengendapkan zat-zat pengotornya sehingga membentuk dua fase yaitu fase atas(zat murni) dan fase bawah(zat pengotor). Prinsip yang digunakan dalam dekantasi yaitu adanya perbedaan massa jenis antara zat murni dan zat pengotor yang cukup besar. Dalam percobaan ini pasir dimasukan ke dalam gelas kimia. Kemudian ditambahkan aquades sebanyak 20 mL, lalu diaduk hingga rata. Setelah didiamkan selama beberapa saat, terjadi perubahan warna dari larutan keruh menjadi dua fase warna. Fase atas tidak berwarna sedangkan fase bawah berwarna coklat tua. Hal ini menunjukan bahwa larutan telah berhasil dipisahkan dari zat pengotornya yang mengendap di dasar gelas kimia. Pasir berfungsi sebagai zat pengotor atau residu, sedangkan aquades berfungsi sebagai zat murni. Adapun fungsi dari gelas kimia adalah sebagai wadah untuk melarutkan pasir dengan aquades dan batang pengaduk digunakan untuk menghomogenkan larutan.

      Kedua, dengan menggunakan cara adsorpsi. Adsorpsi yaitu suatu cara untuk memisahkan campuran dengan menambahkan adsorpben ke dalam campuran. Zat pengotor yang ada di dalam campuran akan terserap oleh adsorpben. Sehingga campuran akan terpisah antara zat murni dan zat pengotornya. Dalam percobaan ini norit digerus hingga berbentuk bubuk. Setelah itu, norit diletakan pada corong kaca yang dilapisi oleh kertas saring dan ditaruh di atas Erlenmeyer, lalu ditambahkan sirup. Beberapa saat kemudian dihasilkan filtrat yang berwarna lebih jernih. Hal ini disebabkan oleh zat warna yang ada pada sirup terserap oleh norit. Norit merupakan karbon aktif yang mudah untuk menyerap warna, sebab itu zat warna sirup dapat dipisahkan. Sirup berfungsi sebagai campuran yang dipisahkan untuk menghasilkan zat murni berupa air. Adapun Erlenmeyer digunakan untuk menyimpan hasil filtrat dari sirup.

      Ketiga, dengan menggunakan rekristalisasi. Rekristalisasi yaitu cara untuk memisahkan campuran dengan dilarutkan ke dalam air dan dipanaskan hingga membentuk kristal kembali. Prinsip yang digunakan yaitu adanya perbedaan titik didih antara zat murni dengan zat pengotornya. Dalam percobaan ini, garam diletakan ke dalam gelas kimia, lalu ditambahkan 10 mL aquades. Setelah itu diaduk dan diletakkan diatas hotplate. Setelah beberapa saat hingga airnya mengering ternyata pada dasar gelas kimia terbentuk kristal garam yang lebih bersih dari sebelumnya. Hal ini disebabkan karena zat pengotor pada garam ikut menguap bersama dengan aquades. Garam kotor berfungsi sebagai campuran yang akan dipisahkan dari zat pengotornya hingga dihasilkan garam yang bersih. Adapun gelas kimia berfungsi sebagai wadah untuk melarutkan garam kotor dan hotplate digunakan untuk memanaskan larutan.

        Keempat, dengan menggunakan cara sublimasi. Sublimasi yaitu cara memisahkan zat murni dan zat pengotor suatu campuran dengan dipanaskan hingga zat menyublim, lalu didinginkan agar kembali lagi menjadi padat. Prinsip yang digunakan dalam sublimasi yaitu adanya perbedaan titik didih antara zat murni dan zat pengotornya. Dalam percobaan ini, naftalena atau kapur barus dihaluskan lalu dipindahkan ke cawan penguap. Setelah itu ditambahkan garam kotor ke dalam cawan penguap. Kemudian cawan penguap ditutup menggunakan corong kaca yang dilapisi kartas saring dengan posisi terbaik serta pada ujung corong ditutup dengan tisu. Lalu cawan penguap dipindahkan di atas hotplate. Beberapa saat kemudian terlihat adanya padatan putih yang berada dikertas saring dan padatan bening di dasar cawan penguap. Naftalena berfungsi sebagai zat murni dan garam berfungsi sebagai zat pengotor. Adapun cawan penguap digunakan sebagai wadah penguapan dari naftalena dan garam, corong kaca berfungsi untuk menutup cawan penguap, kertas saring berfungsi untuk tempat menempelnya naftalena, serta tisu digunakan untuk mencegah gas naftalena keluar dari cawan.

        Kelima, dengan menggunakan cara filtrasi. Filtrasi yaitu cara memisahkan antara zat murni dengan pengotornya dalam campuran menggunakan alat penyaring. Prinsip yang digunakan dalam filtrasi yaitu adanya perbedaan ukuran zat murni dan zat pengotor, dimana zat pengotornya memiliki ukuran yang lebih besar sehingga tidak bisa melewati alat penyaring. Dalam percobaan ini, kapur tulis dihaluskan dengan lumpang dan alu. Setelah itu kapur diletakkan ke dalam gelas kimia dan ditambahkan aquades sebanyak 20 mL, lalu diaduk hingga rata. Kemudian larutan kapur dituangkan di atas kertas saring. Setelah beberapa saat didapatkan hasil filtrat yang tidak berwarna(jernih) dan terdapat padatan di kertas saring yang merupakan kapur tulis. Kapur tulis berfungsi sebagai zat pengotor dan air berfungsi sebagai zat murni. Adapun kertas saring berfungsi untuk menyaring kapur tulis dengan air.

      Keenam, dengan menggunakan cara ekstraksi. Ekstraksi yaitu cara untuk memisahkan suatu campuran antara senyawa polar dan senyawa nonpolar. Prinsip yang digunakan dalam ekstraksi yaitu adanya perbedaan kelarutan antara zat-zatnya. Dalam percobaan ini, aquades dimasukkan ke dalam corong pisah, lalu ditambahkan dengan minyak goreng.           Setelah itu, air dan minyak dihomogenkan dan diamati. Setelah beberapa saat, terbentuk dua fase di dalam corong pisah yaitu minyak goreng di fase atas dan air berada di fase bawah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan massa jenis antara air dengan minyak goreng. Selain itu, air merupakan senyawa polar dan minyak goreng merupakan senyawa nonpolar, sehingga keduanya tidak bisa larut bersama. Salah satu cara untuk melarutkan air dengan minyak goreng yaitu dengan menambahkan air sabun atau emulgator. Sabun memiliki dua sisi aktif yang bersifat hidrofilik dan hidrofobik sehingga dapat melarutkan senyawa polar dan non polar. Dalam percobaan ini, corong pisah digunakan untuk tempat menghomogenkan antara air dengan minyak. Homogen sendiri bertujuan untuk menyatukan antara dua zat.   

 

 

  

BAB 5

PENUTUP

 

5.1  Kesimpulan 

      Pemisahan dan pemurnian adalah suatu cara untuk memisahkan zat murni dari zat pengotornya dalam  suatu campuran. Pada prinsipnya, pemisahan bertujuan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang telah bercampur, sedangkan pemurnian bertujuan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar.

       Beberapa metode untuk memisahkan campuran yaitu dekantasi, adsorpsi, rekristalisasi, sublimasi, dan filtrasi. Dekantasi yaitu pemisahan campuran dengan cara mengendapkan zat pengotornya, dengan menggunakan prinsip perbedaan massa jenis. Adsorpsi yaitu pemisahan campuran dengan cara penyerapan zat pengotor menggunakan suatu adsorpben. Rekristalisasi yaitu pemisahan campuran dengan cara melarutkan padatan ke dalam air, lalu larutan dipanaskan hingga terbentuk kristal kembali, cara ini menggunakan prinsip perbedaan titik didih masing-masing zat. Sublimasi yaitu pemisahan campuran dengan cara memanaskan padatan hingga menguap, lalu didinginkan sehingga membentuk padatan kembali, cara ini menggunakan prinsip perbedaan titik didih dan sifat menyublim dari suatu zat. Filtrasi adalah pemisahan campuran dengan menggunakan alat penyaring sehingga zat pengotornya akan terpisah dengan zat murni, cara ini menggunakan prinsip perbedaan ukuran zat.

        Berdasarkan beberapa cara pemisahan dan pemurnian diatas, kita bisa memisahkan zat murni yang telah tercemar atau tercampur dengan zat pengotornya. Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dalam memisahkan campuran.

 

5.2  Saran

       Dalam percobaan ini bahan-bahan yang digunakan bisa diganti dengan bahan lain. Bahan pengganti yang akan digunakan harus memiliki sifat yang mirip dengan bahan-bahan dalam percobaan ini.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Budiwati, Rini. 2019. Kimia Dasar. Bandung: Institut Teknologi Nasional.

Zaini, Halim dan Muhammad Sami. 2017. Penyisihan Pb(II) Dalam Air Limbah Laboratorium Kimia Sistem Kolom Dengan Bioabsorben Kulit Kacang Tanah. Lhokseumawe: Politeknik Negeri Lhokseumawe.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar I. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Bahti, Hasan H. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Bandung: ITB.

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kimia Asik

Laporan Praktikum Kimia Dasar Kromatografi

  LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR       PERCOBAAN KROMATOGRAFI   Nama                      : Imam Rohadi NIM                ...